
Pak Rohman menjawab “Saya mengetahui kalian memiliki keistimewaan khusus dari penglihatan saya, dan saya juga ditugaskan oleh bapak botak untuk menyampaikan pesan ini kepada kalian, bahwa kalian untuk mengatasi virus yang akan terjadi dimasa yang akan datang”.
“Sebentar nih pak, maksud bapak kita punya kekuatan khusus seperti apa?, Virus?, Masa yang akan datang?, maksudnya apa pak? Saya belum mengerti, dan setahu kita hanya Jali yang memiliki kekuatan. Itupun saya tak percaya”. Dengan raut wajah yang tak mengerti, Nisa akhirnya mengeluarkan seluruh rasa penasarannya yang ia pendam sedari tadi dengan pertanyaan tanpa henti.
Tak hanya Nisa, Lola, Bagja, Andi dan Dudung pun merasa bingung dengan apa yang terjadi mereka semua mengangguk tanda mendukung pertanyaan Nisa.
“Jadi selama ini Kalian tak percaya kalau aku memiliki kekuatan? Kalian pikir selama ini aku bercanda?”. Tanya Jali kepada teman temannya dengan raut muka yang jengkel.
“Bahkan Lolly pun memiliki kekuatan sepertiku”. Lanjut Jali.
“Apa?, Lolly memiliki kekuatan juga?”. Tanya Lola yang takpercaya.
Lolly hanya tersenyum.
“Oooo aku tau apa maksud dari semua ini”. Ucap Bagja sambil tersenyum yakin.
“Akhirnya ada juga yang mengerti dan percaya”. Ucap jali merasa lega.
“Apa yang kau tau Bagja?” tanya Dudung Dan Andi secara serempak.
“Hei teman teman apakah kalian tidak mengerti, kita akan dijadikan pemeran utama dalam pentas drama di perpisahan sekolah tahun ini, dan peran kita adalah tujuh kesatria penyelamat bumi. Benarkan pak?”. Jelas Bagja dengan sangat percaya diri.
“Hei Bagja ku kira kau benar benar mengerti”. Dengan nada marah Jali hampir memukul bagja.
“Sudahlah anak anak hentikan”, ucap pak Rahman. “Benar apa kata Bagja, kalian adalah peran utama sebagai tujuh kesatria yang akan menyelamatkan bumi dimasa yang akan datang, dan ini nyata bukan hanya sekedar drama. Untuk menjawab semua rasa penasaran kalian, nanti malam pergilah ke hutan dibelakang rumah Jali, temuilah kakek penjaga hutan dan kalian akan mendapatkan kekuatan itu. Jali, Lolly, ini adalah misi penting, bumi kita akan hancur kalau dibiarkan, sebagai orang yang lebih tau, kalian bimbing teman kalian, masa depan bumi kita ada ditangan kalian semua”. Penjelasan pak Rahman cukup membuat Jali dan Lolly mengerti. “Bergegaslah” lanjut pak Rohman.
“Baik pak” jawab Jali dan Lolly secara serempak.
Jali dan Lolly pun segera mengajak teman temannya keluar ruangan pak Rahman, dan segera menuju rumah jali.
“Ini sugguhan yaa, hemm apakah benar benar sungguhan?”. Ucap bagja bingung sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Kau akan tau nanti, cepatlah”. Ucap Lolly sambil menjawil tangan Bagja.
Sebenarnya dalam hati yang terdalam Jali juga merasa bingung dan bertanya tanya dengan apa yang terjadi, dia bingung dengan kekuatan yang ia miliki, dan masa depan dalam mimpi jali ternyata sungguhan, bumi yang tandus dengan penduduk bumi yang botak itu sungguh mengerikan bagi Jali. Dan entah apa yang akan ia dan teman temanya hadapi nanti.
Sesampainya di rumah Jali, di ruang tengah rumah Jali mereka berkumpul melingkar sambil ngemil, dan berunding, menjelang malam mereka akan langsung bersiap menuju hutan.
“Den maaf ini tadi ada kiriman katanya buat den Jali”. Salah satu pembantu di rumah Jali memberikan sebuah kotak kayu berwarna coklat mengkilap dengan ukiran yang indah.
“Dari siapa bi?”. Tanya Jali.
“Kurang tau den disitu tidak tercantum pengirimnya”.
“Yasudah, terimaksih bi”.
“Sama sama den, saya pamit pulang dulu ya den, permisi”.
“Iya bi”. Jali mengangguk sambil tersenyum.
“Jali, apa itu?” tanya dudung
“Entahlah, akupun tak tahu, ayo kita lihat sama sama, aku yakin ini bukan hanya untukku tapi ini untuk kita semua, karena selama ini aku tidak pernah menerima sesuatu semacam ini”. Jelas Jali.
“Jali hati hati, jangan jangan itu bom, jangan di buka, berbahaya, kalau sampai meledak kita semua akan musnah dan rumahmu yang unik dan indah ini akan hancur”. Ucap Bagja dengan ekspresi muka panik.
“Sudahlah Bagja, jangan berlebihan, situasi kita sedang seperti ini masih sempat kau bercanda”. Tegur Lola.
“Ayo Jali cepat buka”. Ucap Nisa yang mulai penasaran dengan isi kotak itu.
Jali pun membuka kotak itu, seketika keluar cahaya yang menyilaukan mata, cahaya itu berasal dari tujuh kalung permata bertali kuning emas. Tiba tiba satu persatu kalung itu melayang dan terpasang di leher Jali, Lolly, Nisa, Bagja, Lola, Dudung dan Andi. Didalam kotak itu terdapat sebuah surat, surat itu langsung dibaca oleh Jali.
“Tak usah kalian temui aku kedalam hutan, itu akan membuang waktu, pergilah kebelakang rumah Jali disitu terdapat ayunan, ayunkan sebanyak lima kali, ayunan itu akan membawa kalian kemasa depan, carilah permata bercahaya keemasan di gunung sebelah timur, permata itu bercahaya selama waktu fazar tiba. Setelah sampai dimasa depan, temuilah guru yang kalian sebut Bapak Botak, dia akan memberikan petunjuk selanjutnya. Pakailah kalung ini, ketujuh kalung ini sebagai tanda kekuatan kalian, ini akan membantu kalian selama menjalankan misi, bila kalian menyatukan kekuatan ini, maka akan terlahir kekuatan yang sangat besar. Bergegaslah, selamatkan bumi ini, masa depan bumi ini ada ditangan kalian”.
“Ini pemberian kakek itu, kita harus bergegas teman”. Ucap Jali
Lolly mengangguk dengan cepat dan mantap.
Bagja, Nisa, Lola, Dudung dan Andi saling pandang dan mereka berkata secara bersamaan “Woooowww ini benar benar sungguhan”. Merasa takjub walau sempat kaget dengan kalung yang tiba tiba menempel di leher mereka.
“Ini petualangan yang tak biasa, manfaatkan kekuatan kalian dengan baik, ingat kita harus selalu bekerja sama dan saling percaya, misi kita menyelamatkan masa depan bumi kita”. Ucap Lolly dengan nada serius.
“Jangan takut, selalu yakin dan optimis kita pasti bisa, kita yang diberikan amanat kita yang harus bertanggung jawab atas masa depan bumi ini”. Jali melanjutkan sambil mengulurkan tangan ketengah tengah mereke.
Yang lain ikut mengulurkan tangan menimpali tangan Jali dengan serempak dan tegas mereka berteriak.
“DEMI BUMI KITA..”. Sambil mengankat tangan mereka ke atas dan jari mengepal.
Merekapun segera bergegas kebelakang rumah Jali, disana terdapat ayunan, ayunan tersebut merupakan ayunan yang Jali coba hilangkan beberapa waktu lalu.
“Aku akan pergi duluan, yang lain menyusul setelah aku, Lolly kau pergi terakhir untuk berjaga”. Jali menaiki ayunan itu dan mulai mengayun dari belakang kedepan, ayunan kelima, dan *Triiiiinggg* Jali pun menghilang.
“wooowww benar benar menghilang, apakah Jali sudah ada dimasa depan?”. Ucap bagja dengan nada takjub.
“Hei Bagja, banyak tanya sekali kau bahkan sekarang kau lebih cerewet dari Nisa”. Timpal Dudung.
“Heh Dudung maksud kau apa?”. Tanya Nisa berkacak pinggang sambil melotot. “Awas kalian aku mau naik”. Sambil mengusir Bagja dan Dudung yang menghalagi ayunan.
Nisa menaiki ayunan dan mulai mengayun dari belakang kedepan, ayunan kelima *Triiiiing* Nisa pun menghilang. Selanjutnya Lola, Andi, Dudung, Bagja, dan Lolly mereka melakukan hal yang sama satu persatu, ayunan kelima *Triiiiiing*.
###
Gdebuk.. Gdebuk… Suara badan Nisa, Bagja, Dudung, Andi, Lola, dan Lolly yang terjatuh satu persatu dari Lorong waktu yang berjarak 200cm dari permukaan tanah, mereka terjatuh dihamparan pasir yang sangat tandus.
Lolly langsung bangun dan meregangkan badan nya yang pegal akibat jatuh tadi.
“Dimana ini? panas sekali”. Ucap Lolly
Dudung dan Andi bangun meregangkan badan nya yang lumayan nyeri akibat jatuh tadi begitupun Nisa dan Lola.
Ukhee… Ukhee…
“Suara apa tuh?”. Tanya Andi
Dan seketika seluruh pandangan tertuju pada sumber suara. Suara itu berasal dari Seorang pemuda tampan yang sedang muntah di pinggrir Nisa.
“Iiih Bagja minggir sana jauh jauh”. Ucap Nisa merasa jijik.
“Tega sekali kau Nis, aku merasa tersiksa dengan lorong waktu itu”. Ucap Bagja dengan muka lemas setelah selesai muntah.
“Darimana saja kalian, lama sekali aku menunggu, apakah kalian bermain main dulu di lorong waktu?” Tanya seorang pemuda berperawakan tinggi, gagah, tentu saja tampan.
Semua langsung menoleh ke sumber suara itu. Seketika semua langsung melongo tak berkedip,
“Wah wah wah,, siapa ini, seorang pangeran tiba tiba muncul dihadapan kita”. Ucap Dudung.
“Apasih Dung, sudah cepat kawan, kita harus segera melanjutkan perjalanan”.
“Wah Jali, kau benar benar terlihat seperti pangeran, sampai membuat hati kaum hawa bergetar”. Ucap Nisa sambil menggelengkan kepala merasa takjub dengan sosok Jali sekarang.
DUAAARRRRR……
Tiba tiba sebuah serangan tertuju pada arah dimana Jali dan teman temannya berada. Mereka semua terpental cukup jauh dan meringis kesakitan. Jali pun memaksa segera berdi memasang kuda kuda bersiap untuk menyerang balik.
Putaran badai pasir menghampiri mereka, semua teman Jali sudah bersiap di belakang Jali, tiba tiba permata kalung milik Jali dan Bagja mengeluarkan sinar kuning. Badai pasir semakin mendekat, dengan refleks Jali dan Bagja menghentakkan kakinya ke pasir, seketika semua permukaan pasir bergetar, getarannya merambat hingga badai pasir itu, namun badai tetap berlanjut dan putaran nya semakin kencang, dan semakin dekat. Tanpa disadari permata kalung milik Dudung mengeluarkan cahaya berwarna orange, begitupun kalung Jali kini berubah mengeluarkan dua warna cahaya kuning dan orange. Dengan refleks Dudung dan Jali mengibas ngibas kedua tangan nya, angin berhembus dari tangan Dudung dan Jali, angin itu menuju badai pasir yang semakin dekat, tidak ada perubahan. Badai semakin dekat hanya berada tiga meter jaraknya dengan mereka. Sekali lagi Bagja menghentakkan kakinya, Dudung mengibaskan tangannya dan Jali melakukak keduanya dengan bersamaan, seketika permukaan pasir kembali bergetar dan angin berhembus kencang bergemuruh menuju arah badai pasir dan,,
FLASSS…. Seketika itu badai pasir menghilang.
Gdebuk,,, suara itu menyusul setelah badai pasir menghilang, seseorang terkapar di atas pasir.
“Jali siapa itu?” Tanya Andi.
“Entahlah aku tak tahu”. Jawab Jali
“Biar aku yang pastikan”. Ucap Lolly sambil melangkahkan kaki menuju seseorang itu.
“Jangan Lolly terlalu berbahaya”. Sergah Jali sambil memegang tangan Lolly.
“Tidak Jali kita harus memastikannya, siapa tau dia akan memberikan petunjuk kepada kita”. Ucap Lolly.
“Biarkan aku pergi dengan mu”. Ucap Jali. “teman teman kalian tunggu disini, bila nanti ada sesuatu yang terjadi cepatlah bantu kami”. Lanjut Jali.
Yang diperintah mengangguk mantap.
Jali dan Lolly menghampiri orang itu,,,
“Maaf permisi, apakah kau baik baik saja?” tanya Lolly.
Seketika orang itu terbangun dan menoleh kepada mereka dan…
Siapakah orang itu?? Penasaran? Tunggu di pos blog selanjutnya.
Cerita selanjutnya……….